Minggu, 21 September 2014

proposal dangke



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Makanan tradisional merupakan makanan khas suatu daerah yang diolah secara tradisional turun-temurun dari bahan yang tersedia di daerah tersebut. Makanan tradisional dengan peralatan sederhana dalam industri rumah tangga yang lingkungan kurang menunjang seperti halnya pembuatan dangke.

Makanan tradisional bermanfaat mencegah gizi buruk, kasus gizi buruk yang selama ini masih menjadi masalah serius diberbagai daerah, selain disebabkan oleh keterbatasan ekonomi juga dipengaruhi pemahaman gizi seimbang  yang pas-pasan. Akibat keterbatasan tersebut masyarakat tidak bisa mengelolah Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di sekitarnya secara optimal. Padahal jika SDA yang di dalamnya termasuk hewan dan tumbuhan itu dikelolah dengan baik, maka banyaknya jumlah penderita gizi buruk dapat dicegah.

Masyarakat memenuhi kebutuhan gizi balita dengan memberikan susu formula dan makanan instan yang harganya semakin mahal. Padahal, ada makanan tradisional yang lebih murah dan bergizi seperti dangke, makanan khas Enrekang.

Nama dangke untuk keju buatan peternak Enrekang sudah dipatenkan pada Direktorat Paten Hak Cipta Depkumham RI yang namanya  hanya boleh dipakai oleh  peternak  di Bumi Masserempulu.   Jika ternyata suatu saat ada peternak lain di luar Enrekang yang membuat  keju dari susu ternak dengan tatacara seperti membuat dangke, apalagi  jika hasil produksinya memakai nama yang sama, maka peternak atau produsen dangke di luar wajib memberikan royality kepada pemiilik hak cipta yakni peternak Enrekang.

Sehubungan dengan judul yang dipilih dalam penelitian ini maka masyarakat sebagai produsen menjadi penentu baik tidaknya gizi makanan yang diproduksi. Dalam kaitannya dengan prosedur pembuatan dangke dalam masyarakat diharapkan kepada para produsen pembuat dangke agar memperhatikan bahan, alat serta prosedur kerja agar hasil yang dicapai dapat memberikan manfaat sebanyak mungkin kepada para konsumen.

Bertolak dari pemikiran tersebut mendorong penulis untuk meneliti bagaimana prosedur pembuatan dangke makanan khas Enrekang yang mempunyai segudang manfaat yang hanya ada di Bumi Masserempulu

1.2        Rumusan Masalah

Untuk menjawab masalah yang terkandung dalam penelitian ini dan untuk lebih terarahnya penulisan karya ilmiah ini maka penulis perlu mengemukakan suatu rumusan masalah, sebagai berikut;

“Bagaimanakah prosedur pembuatan dangke makanan khas Enrekang?”.


1.3        Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini, sebagai berikut;
1.      Untuk mendapat data yang lengkap tentang  makanan yang terkenal di Bumi Masserempulu.
2.      Untuk mengetahui sejauh mana aktifitas dan kreativitas produsen dalam membuat makanan tradisional yang mempunyai nilai gizi seperti dangke.
3.      Untuk melatih diri dalam merencanakan, memecahkan masalah serta melaporkan secara ilmiah melalui penelitian lapangan.
4.      Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

1.4        Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dan hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua  kalangan, terutama  produsen dan konsumen dangke, sebagai berikut;
1.      Mengetahui prosedur dangke dan bahan-bahan dasar yang baik untuk membuat dangke.
2.      Mengetahui jenis susu dari mamalia apa saja yang dapat digunakan dalam pembuatan dangke serta kandungan gizi masing-masing susu.
3.      Mengetahui sumber-sumber susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan baik untuk pembuatan dangke.
4.      Mengetahui manfaat yang ditimbulkan dari seseorang yang mengonsumsi susu.
5.      Mengetahui cara  pembuatan cetakan dan jenis kelapa yang baik digunakan sebagai cetakan dangke.
6.      Mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan dalam pembuatan dangke dan fungsi dari masing-masing alat dan bahan.
7.      Mengetahui fungsi getah papaya, kasein, dan nenas muda sebagai bahan pengganti getah papaya
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1    Landasan teori
Dangke menurut kisahnya sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda memerintah di Indonesia. Seorang peternak membuat dangke dari susu kerbaunya. Konon, suatu hari seorang Petor Belanda bertemu pembuat dangke, yang waktu itu belum menyebut keju sebagai dangke. Terjadi komunikasi antara peternak dengan sang Petor. Sang peternak menghadiahkan keju kepada sang  petor, yang lalu menyebutkan kata kurang lebih “Dank well” yang artinya terimah kasih. Namun di telinga peternak itu kedengarannya seperti dangke.  Maka sang peternak memahami bahwa keju yang ia buat tersebut bernama dangke. Nama itupun terbawa-bawa sampai masa kini.
Adapun hal-hal yang harus diketahui sebelum melakukan metode penelitian sebagai berikut;
            2.1.1 Pengertian Susu
Susu adalah sebuah cairan bergizi yang dihasilkan dari kelenjar susu dari mamalia betina. Susu  merupakan cairan yang banyak mengandung protein dan vitamin. Susu biasanya dikenal sebagai minuman penguat tulang dan gigi karena kandungan kalsium yang dimilikinya. Oleh sebab itu susu memiliki banyak khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang  memiliki kelenjar susu, seperti; sapi, kambing, domba, unta, kuda dan keledai.

            2.1.2 Kandungan gizi susu
Susu merupakan bahan pangan yang nilai gizinya tinggi karena di dalamnya terkandung zat-zat gizi seperti; protein, lemak, laktosa, vitamin, mineral maupun kalori.
Tabel 1.1 Kandungan gizi yang terdapat dalam susu.
Jenis susu
Protein
Lemak
Laktosa
Air
Kalori
Susu kerbau
5,90
10,40
4,30
78
300 kal
Susu sapi
3,40
3,70
4,80
4,80
690 kal
Susu kambing
3,70
4,10
4,20
4,20
780 kal

Kandungan gizi yang paling utama dalam susu adalah protein, lemak dan laktosa. Nilai kalori yang paling tinggi sebesar 1.300 kal/lt terdapat pada hewan kerbau.
Kandungan protein terdapat dalam kacang-kacangan, tahu dan susu. Susu mengandung zat protein yang berfungsi;
1.      Membangun dan memperbaiki jaringan tubuh (otot, tulang, mata, kulit, jantung, dan hati).
2.      Membantu pembentukan darah, cairan  ketuban dan plasenta.
3.      Membentuk antibody.
4.      Protein dibutuhkan sebanyak 60 gram perhari.

Dalam susu juga terdapat kandungan vitamin, yaitu vitamin A dan vitamin D. sumber vitamin D selain susu adalah kuning telur, ikan tuna, dan sinar matahari pagi selama 15 menit. Sedangkan sumber vitamin A adalah buah-buahan, sayuran, kuning telur dan mentega. Kandungan vitamin tersebut berfungsi;
1.      Membantu penyerapan kalsium dalam darah untuk pembentukan tulang dan jaringan sel bayi.
2.      Membantu pembentukan tulang dan jaringan dalam bayi (gigi, rambut, kuku, penglihatan).
3.      Membentuk enamel pada gusi.
4.      Membentuk pertahanan terhadap infeksi.

            2.1.3 Sumber Susu
Di berbagai Negara, terutama bangsa Eropa, meminum susu adalah hal yang lumrah. Susu terus diproduksi dengan cara mendirikan peternakan sapi perah. Susu terdiri dari 2 macam yaitu susu segar  dan susu yang telah dicampur dengan kolostrum. Susu yang baik dikonsumsi dan dibuat dangke adalah susu murni yang dihasilkan oleh peternakan yang diperah oleh kelenjar susu mamalia.
Susu tidak hanya bersumber dari sapi, tetapi hewan mamalia lainnya diantaranya; domba, kambing, kuda, keledai, yak dan unta. Susu juga bersumber dari paus serta memiliki kandungan lemak yang paling besar namun susu paus tidak dikonsumsi oleh manusia.

           


2.1.4 Manfaat Susu
Susu selain enak juga mengandung banyak sekali manfaat  antara lain sebagai berikut;
1.      Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi lebih tinggi.
2.      Menurunkan tekanan darah.
3.      Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang.
4.      Menutralisir racun seperti logam atau timah yang terkandung dalam makanan.
5.      Mencegah terjadinya kanker koloni atau kanker usus.
6.      Mencegah diabetes tipe 2.
7.      Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.
8.      Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk.

            2.1.5 Membuat Cetakan Dangke
Cetakan dangke adalah alat yang digunakan untuk membentuk dangke. Cetakan dangke berasal dari batok buah kelapa yang sudah tua. Batok buah kelapa yang sudah tua dibuat cetakan dangke dengan cara;
1.      Pilih buah kelapa yang kecil, bentuknya menarik dan sudah tua (biasanya buah kelapa hibrida).
2.      Kemudian, potong melintang batok kelapa dan bersihkan batok kelapa dari tempurungnya.
3.      Ambil potongan batok kelapa yang paling bagus dan yang mempunyai lubang sebagai jalan keluar air dangke saat ditekan.
4.      Bersihkan patuk kelapa tersebut sampai bagian dalamnya benar-benar bersih dan halus.
5.      Kemudian cuci batok kelapa tersebut dengan bersih. Selanjutnya batok kelapa tersebut bisa digunakan untuk mencetak dangke.
 
            2.1.6 Fungsi Alat dan Bahan
Adapun dalam pembuatan dangke harus memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan agar alat dan bahan tersebut tepat guna. Produsen juga harus memperhatikan apa fungsi masing-maing alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan dangke.
1.Alat
v  Kompor berfungsi untuk memanaskan/memasak susu.
v  Panci berfungsi sebagai wadah tempat susu yang akan dipanaskan.
v  Pisau berfungsi untuk mengiris buah pepaya agar dapat diambil getahnya dan memotong dangke yang sudah jadi.
v  Batok kelapa berfungsi sebagai alat pencetak dangke.
v  Sendok sayur sebagai alat pengaduk dangke ketika dipanaskan, sedangkan sendok  makan untuk  menekan dangke dalam cetakan agar airnya keluar.
v  Piring dan daun pisang, piring sebagai wadah penyajian dangke dan daun pisang sebagai pembunhkus dangke.
v  Saringan sebagai alat untuk menyaring susu ketika akan dituang ke dalam panci sebelum susu dimasak agar susu yang dimasak bersih dan setelah susu sudah masak untuk memisahkan gumpalan susu dengan airnya.
v  Lap/pengalas tangan digunakan sebagai alas saat mengangkat  panci dari kompor agar tangan tidak panas.
2. Bahan
v  Susu (sapi/kerbau) ialah bahan dasar pembuatan dangke, dari pemanasan dan pencampuran bahan-bahan lainnya akan menghasilkan gumpalan susu yang dicetak menjadi dangke.
v  Getah pepaya berfungsi untuk menggumpalkan susu.
v  Garam dapur berfungsi untuk menambah rasa pada dangke.

            2.1.7 Fungsi Getah pepaya, kasein, dan getah nenas muda.
Fungsi getah pepaya sama dengan nenas muda, nenas muda berfungsi untuk menggantikan getah pepaya bila tidak ada. Di dalam getah papaya terdapat enzim papain yang berfungsi untuk menggumpalkan susu. Sedangkan kasein dalam pembuatan dangke berguna untuk mencegah penggumpalan susu.








2.2 Kerangka pemikiran
Pengembangan makanan khas tradisional dangke di Kabupaten Enrekang memiliki potensi yang cerah seiring dengan cerahnya prospek persapiperahan sebagai penyedia bahan baku  produk dalam bentuk susu segar di kabupaten Enrekang. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor pendukung yang sangat potensial di Kabupaten Enrekang,  terutama faktor  iklim, geografi, dan topografi serta animo masyarakat yang cukup tinggi pada produk dangke tersebut.
Kekurangtanggapan masyarakat akan mengakibatkan ketidakberdayaan untuk mewujudkan industri kecil dangke menjadi produk unggulan lokal di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, sehingga perlu dirumuskan suatu strategi operasional untuk mendukung pengembangan dangke. Faktor pendukung yang dapat menopang terwujudnya alternatif tersebut adalah membentuk serangkaian kebijakan pemerintah dalam penciptaan lingkungan yang tepat untuk memberikan  kepastian dan berusaha meningkatkan pendapatan bagi pelaku industri kecil makanan khas tradisional dangke di Kabupaten Enrekang,  dengan alternatif strategi sebagai berikut;
1.      Menjamin jalur tataniaga yang harmonis dan tidak monopolistik sehingga petani sebagai produsen tidak dirugikan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin menikmati margin yang besar dan jalur tataniaga yang ada.
2.      Membuka akses pemasaran yang lebih luas dengan membantu upaya-upaya promosi nasional dan internasional sehingga dapat menumbuhkembangkan perusahaan  daerah dan swasta lokal, dengan langkah operasional dalam bentuk keikutsertaan pada pameran-pameran tingkat nasional dan internasional.
3.      Dukungan infrastruktur  yang  memadai, serta dukungan kelembagaan dari hulu sampai hilir dalam bentuk koperasi atau lembaga lainnya yang membantu dalam hal distribusi  dan pemasaran sehingga ada potensi peningkatan pendapatan pengelolah industri.

Langkah-langkah strategis tersebut diharapkan mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pada umumnya dan pelaku industri kecil dangke tersebut pada khususnya, efek tersebut diharapkan pula  dapat memotivasi peternak untuk meningkatkan usahanya, sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan skala ekonomi peternak, yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi dan produktifitas usahanya sehingga secara ekonomi mampu meningkatkan pendapatan dan terbentuk siklus peningkatan pendapatan yang sinergis dan kontinyu yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat mengemukakan suatu kerangka pemikiran tentang bagaimana prosedur pembuatan dangke makanan khas Enrekang sehingga menjadi produk unggulan lokal.




2.3 Hipotesis penelitian
Dangke adalah makanan khas dari Kabupaten Enrekang yang terbuat dari susu kerbau yang diolah  secara tradisional, semacam keju dan mengandung protein yang cukup tinggi. Dangke merupakan makanan langka karena jarang terdapat di kota Makassar. Dangke adalah susu kerbau yang diolah menjadi padat. Pemadatan susu dilakukan dengan memberikan enzim papain dari getah papaya. Enzim ini berfungsi untuk memisahkan protein dan air. Pengolahan dangke persis sama dengan pengolahan keju.

Dangke bisa langsung dimakan, digoreng, atau dipanggang. Rasanya gurih dan memiliki aroma  menyerupai keju permanen. Di Enrekang, dangke dinikmati dengan pulu mandoti (makanan yang terbuat dari beras ketan). Dangke bisa dinikmati di Enrekang atau di daerah  sekitarnya, sepetri Rappang (Sidenreng Rappang) atau Pinrang. Jaraknya sekitar 200 kilometer dari sebelah utara kota Makassar. Anda bisa singgah membeli dangke dalam perjalanan menuju Toraja.

Dangke adalah oleh-oleh paling khas di Enrekang. Jika dilihat sekilas makanan ini seperti tahu dengan warna putih bersih dan kelihatan kenyal dan empuk. Tapi bahan dasarnya sangat berbeda jauh,  jika tahu dibuat dari kedelai maka dangke dari susu kerbau. Secara singkat susu sapi yang sudah terkumpul akan dimasak, sari pati susu yang menggumpal dipermukaan saat direbus itulah yang dikumpulkan lalu dijadikan dangke. Jadi rasa dangke sangat dekat dengan rasa keju.

Bertitik tolak pada pembahasan bab terdahulu yaitu sebagai landasan teoritas dari berbagai kajian pustaka dan hasil-hasil penelitian yang relevan sebagai penjelasan terhadap objek masalah yang menjadi sasaran penelitian. Kemudian merumuskan suatu hipotesis sebagai jawaban terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya menguji hipotesis yang berdasarkan data yang diperoleh dan pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.

Adapun hipotesis yang dapat dikemukakan adalah “ makanan dangke adalah makanan khas dari bumi Masseremmpulu yang disukai banyak kalangan karena memiliki banyak manfaatnya”.



BAB III
METODOLOGI
3.1  Waktu dan tempat penelitian
1.   Waktu penelitian  : Senin, 24 September 2012
2.   Tempat penelitian : Ruang Mulok SMA Negeri 1 Alla.


 3.2 Alat dan bahan penelitian
                  1. Alat
v   Kompor
v  Panci
v  Cetakan dangke
v  Pisau
v  Piring
v  Sendok makan
v  Sendok sayur
v  Saringan

2. Bahan
v  Susu
v  Getah papaya
v  Garam


3.3 Tata cara penelitian
         Adapun  langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian, antara lain sebagai berikut;
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Masukkan susu kedalam panci, sambil disaring agar   terpisah dengan kotoran yang ada pada susu.
3.      Naikkan panci yang telah terisi susu keatas kompor, kemudian nyalakan kompor, sambil diaduk-aduk.
4.      Setelah susu mulai mendidih masukkan getah papaya kurang lebih 3 tetes setiap 1 liter dan diaduk terus.
5.      Setelah susu sudah mulai menggumpal (koagulasi), masukkan garam secukupnya sambil diaduk dan perkecil nyala api sampai susu benar-benar menggumpal.
6.      Matikan api, dan saring gumpalan dangke tersebut agar berpisah dengan airnya.
7.      Gumpalan dangke tersebut dimasukkan ke dalam cetakan dangke agar gumpalan tersebut memadat dan membentuk sesuai cetakan.
8.      Ketika gumpalan susu tersebut berada di dalam cetakan, tekan menggunakan sendok makan agar air yang terkandung dalam gumpalan susu tersebut keluar melalui lubang kecil dari cetakan yang digunakan.
9.      Setelah gumpalan tersebut sudah memadat, keluarkan dari cetakan ke tempat yang telah disediakan (daun pisang atau piring).
10.  Setelah itu, dangke dipotong-potong sesuai selera atau diolah lagi menjadi kerupuk dangke, dangke bakar dan olahan dangke lainnya.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Dari hasil penelitian di lapangan hasil dari prosedur pembuatan dangke yang dicapai peneliti  yang  kurang memuaskan. Penulis menyimpulkan  adanya kekurangan dan  kesalahan dalam berbagai hal seperti:
1.   Persiapan diri
Langkah pertama yaitu memahami karakteristik alat dan bahan yang akan digunakan. Dalam hal ini peneliti harus tahu bagaimana cara mengoperasikan alat dan bahan tersebut.
2.   Mempersiapkan lingkungan
Penggunaan alat dan bahan yang digunakan serta cara kerja pembuatan dangke bergantung pada situasi lingkungan dimana alat dan bahan tersebut dioperasikan.
3.   Metode
Dalam pembuatan dangke harusnya memiliki metode yang tepat, agar mudah dikerjakan dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
4.   Memilih alat dan bahan yang berkualitas agar dalam pembuatan dangke tidak menemui kesulitan yang mempunyai efek terhadap kualitas dangke.
5.   Melaksanakan prosedur kerja yang teratur.

Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan adalah kekurangan dalam memasak susu dan pencetakan dangke yang kurang sempurna.














4.2 Pembahasan
Bertolak dari pemikiran pada bab terdahulu sebagai kesimpulan hasil penelitian sebagai penjelasan terhadap objek masalah yang menjadi sasaran penelitian yaitu pembahasan hasil yang dicapai dalam penelitian lapangan.

Berdasarkan hasil yang dicapai yaitu kualitas dangke yang kurang baik termasuk di dalamnya pemilihan bahan. Bahan dasar yang menjadi teoritas dalam penelitian ini adalah  susu. Dalam penelitian ini, pemilihan susu yang digunakan tidak memenuhi syarat umum susu yang baik  karena susu yang memenuhi syarat umum adalah susu segar yang langsung dari ternaknya (langsung perah),  sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan susu yang sudah mengalami proses pendinginan dalam lemari es.

Diantara kesalahan lain adalah pemasukan enzim papain yang berfungsi sebagai bahan untuk menggumpalkan susu yaitu terlambat dimasukkan dan proses pengadukan susu yang dilakukan terus-menerus. Selanjutnya, dalam pencetakan dangke kurang memperhatikan kandungan air yang masih tersisa, sehingga hasil yang diperoleh yaitu kondisi dangke yang  lembek.

Akhirnya peneliti, mengangkat beberapa kesimpulan umum dari penelitian yaitu, dari hasil penelitian, adanya rasa pahit pada dangke disebabkan oleh pemasukan getah pepaya yang berlebihan. Oleh karena itu, perbandingan susu dan getah pepaya sebaiknya 1 liter susu : 3-4 tetes getah pepaya. Sedangkan tekstur/struktur yang lembek disebabkan karena masih banyak kandungan air. Oleh sebab itu, sewaktu dimasukkan cetakan, harus langsung ditekan.

Jika dibandingkan, dangke dari susu yang lebih banyak mengandung protein akan lebih banyak hasilnya, yang berasal dari hewan kerbau. Adapun susu yang lebih banyak mengandung lemak akan menghasilkan dangke yang rasanya lebih enak. Dari satu liter susu dapat menghasilkan satu cetakan dangke. Sedangkan air dangke masih bisa dimanfaatkan untuk diminumkan ke ternak.











BAB V
PENUTUP



5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut;
1.   Bahan dasar pembuatan dangke adalah susu, susu yang digunakan adalah susu yang memenuhi syarat umum susu yang baik.  Kualitas alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan dangke memberikan pengaruh terhadap hasil yang didapatkan. Bahan dasar lainnya termasuk getah pepaya dan garam.
2.   Dangke adalah makanan khas dari Sulawesi selatan khususnya daerah Duri (Enrekang), biasanya makanan ini disajikan bersama dengan nasi ketan atau air sisa gumpalan susu yang telah disaring.
3.   Di dalam dangke terdapat banyak kandungan nutrisi yang  bermanfaat bagi tubuh, salah satu diantaranya adalah protein dan vitamin.
4.   Dangke dapat dibawa keluar dari kota Enrekang dengan melalui pengawetan terlebih dahulu, yaitu dengan melakukan perendaman menggunakan garam (air garam) agar dangke tidak cepat rusak dan busuk.
5.   Produk dangke merupakan produk unggulan lokal karena banyak pelaku industri makanan khas dangke yang mengembangkan usahanya dengan alternatif strategi yaitu jalur tataniaga yang harmonis (tidak  monopolistik), embuka akses pemasaran yang lebih luas disertai dengan dukungan infrastruktur yang memadai.


         5.2 saran

Dari penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai pedoman terhadap masyarakat yang mengelolah  makanan khas dangke agar tidak terjadi kesalahan, sebagai berikut;
1.   Pemilihan alat dan bahan yang akan digunakan seharusnya memilih alat dan bahan yang berkualitas.
2.   Dalam pemasakan susu, jangan terlalu sering mengaduk dan jangan terlambat dalam memasukkan getah papaya.
3.   Penambahan getah papaya haruslah memperhatikan perbandingan yang tepat agar tidak mempengaruhi rasa dangke. Penambahan getah papaya yang terlalu berlebihan akan menyebabkan rasa dangke yang pahit.
4.   Pencetakan dangke dilakukan sedikit demi sedikit agar airnya dapat tersaring dengan baik sehingga dangke akan menjadi padat.





LAMPIRAN

Biaya penelitian
No
Bahan
Harga
1.
Susu 1,5 liter
Rp.
2.
Garam
Rp.
3.
Biaya lain-lain
Rp.

Jumlah
Rp.













DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar