BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Makanan
tradisional merupakan makanan khas suatu daerah yang diolah secara tradisional
turun-temurun dari bahan yang tersedia di daerah tersebut. Makanan tradisional
dengan peralatan sederhana dalam industri rumah tangga yang lingkungan kurang
menunjang seperti halnya pembuatan dangke.
Makanan
tradisional bermanfaat mencegah gizi buruk, kasus gizi buruk yang selama ini
masih menjadi masalah serius diberbagai daerah, selain disebabkan oleh
keterbatasan ekonomi juga dipengaruhi pemahaman gizi seimbang yang pas-pasan. Akibat keterbatasan tersebut
masyarakat tidak bisa mengelolah Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di sekitarnya
secara optimal. Padahal jika SDA yang di dalamnya termasuk hewan dan tumbuhan
itu dikelolah dengan baik, maka banyaknya jumlah penderita gizi buruk dapat
dicegah.
Masyarakat
memenuhi kebutuhan gizi balita dengan memberikan susu formula dan makanan
instan yang harganya semakin mahal. Padahal, ada makanan tradisional yang lebih
murah dan bergizi seperti dangke, makanan khas Enrekang.
Nama dangke
untuk keju buatan peternak Enrekang sudah dipatenkan pada Direktorat Paten Hak
Cipta Depkumham RI yang namanya hanya
boleh dipakai oleh peternak di Bumi Masserempulu. Jika ternyata suatu saat ada peternak lain
di luar Enrekang yang membuat keju dari
susu ternak dengan tatacara seperti membuat dangke, apalagi jika hasil produksinya memakai nama yang sama,
maka peternak atau produsen dangke di luar wajib memberikan royality kepada
pemiilik hak cipta yakni peternak Enrekang.
Sehubungan
dengan judul yang dipilih dalam penelitian ini maka masyarakat sebagai produsen
menjadi penentu baik tidaknya gizi makanan yang diproduksi. Dalam kaitannya
dengan prosedur pembuatan dangke dalam masyarakat diharapkan kepada para
produsen pembuat dangke agar memperhatikan bahan, alat serta prosedur kerja
agar hasil yang dicapai dapat memberikan manfaat sebanyak mungkin kepada para
konsumen.
Bertolak dari pemikiran
tersebut mendorong penulis untuk meneliti bagaimana prosedur pembuatan dangke
makanan khas Enrekang yang mempunyai segudang manfaat yang hanya ada di Bumi
Masserempulu
1.2
Rumusan
Masalah
Untuk menjawab
masalah yang terkandung dalam penelitian ini dan untuk lebih terarahnya
penulisan karya ilmiah ini maka penulis perlu mengemukakan suatu rumusan
masalah, sebagai berikut;
“Bagaimanakah
prosedur pembuatan dangke makanan khas Enrekang?”.
1.3
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini, sebagai berikut;
1.
Untuk mendapat data
yang lengkap tentang makanan yang
terkenal di Bumi Masserempulu.
2.
Untuk mengetahui sejauh
mana aktifitas dan kreativitas produsen dalam membuat makanan tradisional yang
mempunyai nilai gizi seperti dangke.
3.
Untuk melatih diri
dalam merencanakan, memecahkan masalah serta melaporkan secara ilmiah melalui
penelitian lapangan.
4.
Untuk menguji hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini.
1.4
Manfaat
Penelitian
Pelaksanaan
penelitian ini dan hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua kalangan, terutama produsen dan konsumen dangke, sebagai berikut;
1.
Mengetahui prosedur
dangke dan bahan-bahan dasar yang baik untuk membuat dangke.
2.
Mengetahui jenis susu
dari mamalia apa saja yang dapat digunakan dalam pembuatan dangke serta
kandungan gizi masing-masing susu.
3.
Mengetahui
sumber-sumber susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan baik untuk pembuatan
dangke.
4.
Mengetahui manfaat yang
ditimbulkan dari seseorang yang mengonsumsi susu.
5.
Mengetahui cara pembuatan cetakan dan jenis kelapa yang baik
digunakan sebagai cetakan dangke.
6.
Mengetahui alat-alat
apa saja yang digunakan dalam pembuatan dangke dan fungsi dari masing-masing
alat dan bahan.
7.
Mengetahui fungsi getah
papaya, kasein, dan nenas muda sebagai bahan pengganti getah papaya
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Landasan teori
Dangke menurut kisahnya sudah ada
sejak zaman pemerintahan Belanda memerintah di Indonesia. Seorang peternak
membuat dangke dari susu kerbaunya. Konon, suatu hari seorang Petor Belanda
bertemu pembuat dangke, yang waktu itu belum menyebut keju sebagai dangke. Terjadi
komunikasi antara peternak dengan sang Petor. Sang peternak menghadiahkan keju
kepada sang petor, yang lalu menyebutkan
kata kurang lebih “Dank well” yang artinya terimah kasih. Namun di telinga peternak
itu kedengarannya seperti dangke. Maka
sang peternak memahami bahwa keju yang ia buat tersebut bernama dangke. Nama
itupun terbawa-bawa sampai masa kini.
Adapun hal-hal yang harus diketahui
sebelum melakukan metode penelitian sebagai berikut;
2.1.1
Pengertian Susu
Susu adalah sebuah cairan bergizi
yang dihasilkan dari kelenjar susu dari mamalia betina. Susu merupakan cairan yang banyak mengandung
protein dan vitamin. Susu biasanya dikenal sebagai minuman penguat tulang dan
gigi karena kandungan kalsium yang dimilikinya. Oleh sebab itu susu memiliki
banyak khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Susu telah dipakai sebagai
bahan pokok pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu, seperti; sapi,
kambing, domba, unta, kuda dan keledai.
2.1.2
Kandungan gizi susu
Susu merupakan bahan pangan yang
nilai gizinya tinggi karena di dalamnya terkandung zat-zat gizi seperti;
protein, lemak, laktosa, vitamin, mineral maupun kalori.
Tabel
1.1 Kandungan gizi yang terdapat dalam susu.
Jenis susu
|
Protein
|
Lemak
|
Laktosa
|
Air
|
Kalori
|
Susu kerbau
|
5,90
|
10,40
|
4,30
|
78
|
300 kal
|
Susu sapi
|
3,40
|
3,70
|
4,80
|
4,80
|
690 kal
|
Susu kambing
|
3,70
|
4,10
|
4,20
|
4,20
|
780 kal
|
Kandungan gizi yang paling utama
dalam susu adalah protein, lemak dan laktosa. Nilai kalori yang paling tinggi
sebesar 1.300 kal/lt terdapat pada hewan kerbau.
Kandungan protein terdapat dalam
kacang-kacangan, tahu dan susu. Susu mengandung zat protein yang berfungsi;
1.
Membangun dan
memperbaiki jaringan tubuh (otot, tulang, mata, kulit, jantung, dan hati).
2.
Membantu pembentukan
darah, cairan ketuban dan
plasenta.
3.
Membentuk antibody.
4.
Protein dibutuhkan
sebanyak 60 gram perhari.
Dalam
susu juga terdapat kandungan vitamin, yaitu vitamin A dan vitamin D. sumber
vitamin D selain susu adalah kuning telur, ikan tuna, dan sinar matahari pagi
selama 15 menit. Sedangkan sumber vitamin A adalah buah-buahan, sayuran, kuning
telur dan mentega. Kandungan vitamin tersebut berfungsi;
1.
Membantu penyerapan
kalsium dalam darah untuk pembentukan tulang dan jaringan sel bayi.
2.
Membantu pembentukan
tulang dan jaringan dalam bayi (gigi, rambut, kuku, penglihatan).
3.
Membentuk enamel pada
gusi.
4.
Membentuk pertahanan
terhadap infeksi.
2.1.3
Sumber Susu
Di berbagai Negara, terutama bangsa
Eropa, meminum susu adalah hal yang lumrah. Susu terus diproduksi dengan cara
mendirikan peternakan sapi perah. Susu terdiri dari 2 macam yaitu susu segar dan susu yang telah dicampur dengan kolostrum.
Susu yang baik dikonsumsi dan dibuat dangke adalah susu murni yang dihasilkan
oleh peternakan yang diperah oleh kelenjar susu mamalia.
Susu tidak hanya bersumber dari
sapi, tetapi hewan mamalia lainnya diantaranya; domba, kambing, kuda, keledai, yak
dan unta. Susu juga bersumber dari paus serta memiliki kandungan lemak yang
paling besar namun susu paus tidak dikonsumsi oleh manusia.
2.1.4 Manfaat Susu
Susu selain enak juga mengandung
banyak sekali manfaat antara lain
sebagai berikut;
1.
Mencegah osteoporosis
dan menjaga tulang tetap kuat. Susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang
membuat anak menjadi lebih tinggi.
2.
Menurunkan tekanan
darah.
3.
Mencegah kerusakan gigi
dan menjaga kesehatan mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah
gigi berlubang.
4.
Menutralisir racun
seperti logam atau timah yang terkandung dalam makanan.
5.
Mencegah terjadinya
kanker koloni atau kanker usus.
6.
Mencegah diabetes tipe
2.
7.
Mempercantik kulit,
membuatnya lebih bersinar.
8.
Membantu agar lebih
cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu akan merangsang hormon melatonin
yang akan membuat tubuh mengantuk.
2.1.5
Membuat Cetakan Dangke
Cetakan dangke adalah alat yang
digunakan untuk membentuk dangke. Cetakan dangke berasal dari batok buah kelapa
yang sudah tua. Batok buah kelapa yang sudah tua dibuat cetakan dangke dengan
cara;
1.
Pilih buah kelapa yang
kecil, bentuknya menarik dan sudah tua (biasanya buah kelapa hibrida).
2.
Kemudian, potong
melintang batok kelapa dan bersihkan batok kelapa dari tempurungnya.
3.
Ambil potongan batok
kelapa yang paling bagus dan yang mempunyai lubang sebagai jalan keluar air
dangke saat ditekan.
4.
Bersihkan patuk kelapa
tersebut sampai bagian dalamnya benar-benar bersih dan halus.
5.
Kemudian cuci batok
kelapa tersebut dengan bersih. Selanjutnya batok kelapa tersebut bisa digunakan
untuk mencetak dangke.
2.1.6
Fungsi Alat dan Bahan
Adapun dalam pembuatan dangke harus
memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan agar alat dan bahan tersebut
tepat guna. Produsen juga harus memperhatikan apa fungsi masing-maing alat dan
bahan yang akan digunakan dalam pembuatan dangke.
1.Alat
v Kompor
berfungsi untuk memanaskan/memasak susu.
v Panci
berfungsi sebagai wadah tempat susu yang akan dipanaskan.
v Pisau
berfungsi untuk mengiris buah pepaya agar dapat diambil getahnya dan memotong dangke
yang sudah jadi.
v Batok
kelapa berfungsi sebagai alat pencetak dangke.
v Sendok
sayur sebagai alat pengaduk dangke ketika dipanaskan, sedangkan sendok makan untuk menekan dangke dalam cetakan agar airnya
keluar.
v Piring
dan daun pisang, piring sebagai wadah penyajian dangke dan daun pisang sebagai
pembunhkus dangke.
v Saringan
sebagai alat untuk menyaring susu ketika akan dituang ke dalam panci sebelum
susu dimasak agar susu yang dimasak bersih dan setelah susu sudah masak untuk
memisahkan gumpalan susu dengan airnya.
v Lap/pengalas
tangan digunakan sebagai alas saat mengangkat
panci dari kompor agar tangan tidak panas.
2. Bahan
v Susu
(sapi/kerbau) ialah bahan dasar pembuatan dangke, dari pemanasan dan
pencampuran bahan-bahan lainnya akan menghasilkan gumpalan susu yang dicetak
menjadi dangke.
v Getah
pepaya berfungsi untuk menggumpalkan susu.
v Garam
dapur berfungsi untuk menambah rasa pada dangke.
2.1.7
Fungsi Getah pepaya, kasein, dan getah nenas muda.
Fungsi getah pepaya sama dengan
nenas muda, nenas muda berfungsi untuk menggantikan getah pepaya bila tidak
ada. Di dalam getah papaya terdapat enzim papain yang berfungsi untuk
menggumpalkan susu. Sedangkan kasein dalam pembuatan dangke berguna untuk mencegah
penggumpalan susu.
2.2 Kerangka pemikiran
Pengembangan makanan
khas tradisional dangke di Kabupaten Enrekang memiliki potensi yang cerah
seiring dengan cerahnya prospek persapiperahan sebagai penyedia bahan baku produk dalam bentuk susu segar di kabupaten
Enrekang. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor pendukung yang sangat
potensial di Kabupaten Enrekang,
terutama faktor iklim, geografi,
dan topografi serta animo masyarakat yang cukup tinggi pada produk dangke
tersebut.
Kekurangtanggapan
masyarakat akan mengakibatkan ketidakberdayaan untuk mewujudkan industri kecil
dangke menjadi produk unggulan lokal di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan,
sehingga perlu dirumuskan suatu strategi operasional untuk mendukung
pengembangan dangke. Faktor pendukung yang dapat menopang terwujudnya alternatif
tersebut adalah membentuk serangkaian kebijakan pemerintah dalam penciptaan
lingkungan yang tepat untuk memberikan
kepastian dan berusaha meningkatkan pendapatan bagi pelaku industri kecil
makanan khas tradisional dangke di Kabupaten Enrekang, dengan alternatif strategi sebagai berikut;
1. Menjamin
jalur tataniaga yang harmonis dan tidak monopolistik sehingga petani sebagai
produsen tidak dirugikan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin menikmati margin
yang besar dan jalur tataniaga yang ada.
2. Membuka
akses pemasaran yang lebih luas dengan membantu upaya-upaya promosi nasional
dan internasional sehingga dapat menumbuhkembangkan perusahaan daerah dan swasta lokal, dengan langkah
operasional dalam bentuk keikutsertaan pada pameran-pameran tingkat nasional
dan internasional.
3. Dukungan
infrastruktur yang memadai, serta dukungan kelembagaan dari hulu
sampai hilir dalam bentuk koperasi atau lembaga lainnya yang membantu dalam hal
distribusi dan pemasaran sehingga ada
potensi peningkatan pendapatan pengelolah industri.
Langkah-langkah
strategis tersebut diharapkan mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pada
umumnya dan pelaku industri kecil dangke tersebut pada khususnya, efek tersebut
diharapkan pula dapat memotivasi
peternak untuk meningkatkan usahanya, sehingga dengan sendirinya akan
meningkatkan skala ekonomi peternak, yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi
dan produktifitas usahanya sehingga secara ekonomi mampu meningkatkan
pendapatan dan terbentuk siklus peningkatan pendapatan yang sinergis dan
kontinyu yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
umum.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis dapat mengemukakan suatu kerangka pemikiran tentang
bagaimana prosedur pembuatan dangke makanan khas Enrekang sehingga menjadi
produk unggulan lokal.
2.3
Hipotesis penelitian
Dangke adalah makanan khas dari
Kabupaten Enrekang yang terbuat dari susu kerbau yang diolah secara tradisional, semacam keju dan
mengandung protein yang cukup tinggi. Dangke merupakan makanan langka karena
jarang terdapat di kota Makassar. Dangke adalah susu kerbau yang diolah menjadi
padat. Pemadatan susu dilakukan dengan memberikan enzim papain dari getah
papaya. Enzim ini berfungsi untuk memisahkan protein dan air. Pengolahan dangke
persis sama dengan pengolahan keju.
Dangke bisa langsung dimakan,
digoreng, atau dipanggang. Rasanya gurih dan memiliki aroma menyerupai keju permanen. Di Enrekang, dangke
dinikmati dengan pulu mandoti (makanan yang terbuat dari beras ketan). Dangke
bisa dinikmati di Enrekang atau di daerah
sekitarnya, sepetri Rappang (Sidenreng Rappang) atau Pinrang. Jaraknya
sekitar 200 kilometer dari sebelah utara kota Makassar. Anda bisa singgah
membeli dangke dalam perjalanan menuju Toraja.
Dangke adalah oleh-oleh paling khas
di Enrekang. Jika dilihat sekilas makanan ini seperti tahu dengan warna putih
bersih dan kelihatan kenyal dan empuk. Tapi bahan dasarnya sangat berbeda jauh,
jika tahu dibuat dari kedelai maka
dangke dari susu kerbau. Secara singkat susu sapi yang sudah terkumpul akan
dimasak, sari pati susu yang menggumpal dipermukaan saat direbus itulah yang
dikumpulkan lalu dijadikan dangke. Jadi rasa dangke sangat dekat dengan rasa
keju.
Bertitik tolak pada pembahasan bab
terdahulu yaitu sebagai landasan teoritas dari berbagai kajian pustaka dan
hasil-hasil penelitian yang relevan sebagai penjelasan terhadap objek masalah
yang menjadi sasaran penelitian. Kemudian merumuskan suatu hipotesis sebagai
jawaban terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya menguji hipotesis yang
berdasarkan data yang diperoleh dan pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan
sebagai hasil penelitian.
Adapun hipotesis yang dapat
dikemukakan adalah “ makanan dangke adalah makanan khas dari bumi Masseremmpulu
yang disukai banyak kalangan karena memiliki banyak manfaatnya”.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
penelitian
1.
Waktu penelitian : Senin, 24 September 2012
2.
Tempat penelitian :
Ruang Mulok SMA Negeri 1 Alla.
3.2 Alat
dan bahan penelitian
1. Alat
v Kompor
v Panci
v Cetakan
dangke
v Pisau
v Piring
v Sendok
makan
v Sendok
sayur
v Saringan
2.
Bahan
v Susu
v Getah
papaya
v Garam
3.3
Tata cara penelitian
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan penelitian, antara lain sebagai berikut;
1. Siapkan
alat dan bahan.
2. Masukkan
susu kedalam panci, sambil disaring agar
terpisah dengan kotoran yang ada pada susu.
3. Naikkan
panci yang telah terisi susu keatas kompor, kemudian nyalakan kompor, sambil
diaduk-aduk.
4. Setelah
susu mulai mendidih masukkan getah papaya kurang lebih 3 tetes setiap 1 liter
dan diaduk terus.
5. Setelah
susu sudah mulai menggumpal (koagulasi), masukkan garam secukupnya sambil
diaduk dan perkecil nyala api sampai susu benar-benar menggumpal.
6. Matikan
api, dan saring gumpalan dangke tersebut agar berpisah dengan airnya.
7. Gumpalan
dangke tersebut dimasukkan ke dalam cetakan dangke agar gumpalan tersebut
memadat dan membentuk sesuai cetakan.
8. Ketika
gumpalan susu tersebut berada di dalam cetakan, tekan menggunakan sendok makan
agar air yang terkandung dalam gumpalan susu tersebut keluar melalui lubang
kecil dari cetakan yang digunakan.
9. Setelah
gumpalan tersebut sudah memadat, keluarkan dari cetakan ke tempat yang telah
disediakan (daun pisang atau piring).
10. Setelah
itu, dangke dipotong-potong sesuai selera atau diolah lagi menjadi kerupuk
dangke, dangke bakar dan olahan dangke lainnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
Dari
hasil penelitian di lapangan hasil dari prosedur pembuatan dangke yang dicapai
peneliti yang kurang memuaskan. Penulis menyimpulkan adanya kekurangan dan kesalahan dalam berbagai hal seperti:
1.
Persiapan diri
Langkah
pertama yaitu memahami karakteristik alat dan bahan yang akan digunakan. Dalam
hal ini peneliti harus tahu bagaimana cara mengoperasikan alat dan bahan
tersebut.
2.
Mempersiapkan lingkungan
Penggunaan
alat dan bahan yang digunakan serta cara kerja pembuatan dangke bergantung pada
situasi lingkungan dimana alat dan bahan tersebut dioperasikan.
3.
Metode
Dalam
pembuatan dangke harusnya memiliki metode yang tepat, agar mudah dikerjakan dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
4.
Memilih alat dan bahan yang berkualitas
agar dalam pembuatan dangke tidak menemui kesulitan yang mempunyai efek
terhadap kualitas dangke.
5.
Melaksanakan prosedur kerja yang
teratur.
Hasil
yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan adalah kekurangan dalam
memasak susu dan pencetakan dangke yang kurang sempurna.
4.2 Pembahasan
Bertolak
dari pemikiran pada bab terdahulu sebagai kesimpulan hasil penelitian sebagai
penjelasan terhadap objek masalah yang menjadi sasaran penelitian yaitu
pembahasan hasil yang dicapai dalam penelitian lapangan.
Berdasarkan
hasil yang dicapai yaitu kualitas dangke yang kurang baik termasuk di dalamnya
pemilihan bahan. Bahan dasar yang menjadi teoritas dalam penelitian ini
adalah susu. Dalam penelitian ini,
pemilihan susu yang digunakan tidak memenuhi syarat umum susu yang baik karena susu yang memenuhi syarat umum adalah
susu segar yang langsung dari ternaknya (langsung perah), sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan
susu yang sudah mengalami proses pendinginan dalam lemari es.
Diantara
kesalahan lain adalah pemasukan enzim papain yang berfungsi sebagai bahan untuk
menggumpalkan susu yaitu terlambat dimasukkan dan proses pengadukan susu yang
dilakukan terus-menerus. Selanjutnya, dalam pencetakan dangke kurang
memperhatikan kandungan air yang masih tersisa, sehingga hasil yang diperoleh yaitu
kondisi dangke yang lembek.
Akhirnya
peneliti, mengangkat beberapa kesimpulan umum dari penelitian yaitu, dari hasil
penelitian, adanya rasa pahit pada dangke disebabkan oleh pemasukan getah pepaya
yang berlebihan. Oleh karena itu, perbandingan susu dan getah pepaya sebaiknya
1 liter susu : 3-4 tetes getah pepaya. Sedangkan tekstur/struktur yang lembek
disebabkan karena masih banyak kandungan air. Oleh sebab itu, sewaktu
dimasukkan cetakan, harus langsung ditekan.
Jika
dibandingkan, dangke dari susu yang lebih banyak mengandung protein akan lebih
banyak hasilnya, yang berasal dari hewan kerbau. Adapun susu yang lebih banyak
mengandung lemak akan menghasilkan dangke yang rasanya lebih enak. Dari satu
liter susu dapat menghasilkan satu cetakan dangke. Sedangkan air dangke masih
bisa dimanfaatkan untuk diminumkan ke ternak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut;
1.
Bahan dasar pembuatan dangke adalah
susu, susu yang digunakan adalah susu yang memenuhi syarat umum susu yang baik.
Kualitas alat dan bahan yang digunakan
dalam pembuatan dangke memberikan pengaruh terhadap hasil yang didapatkan.
Bahan dasar lainnya termasuk getah pepaya dan garam.
2.
Dangke adalah makanan khas dari Sulawesi
selatan khususnya daerah Duri (Enrekang), biasanya makanan ini disajikan
bersama dengan nasi ketan atau air sisa gumpalan susu yang telah disaring.
3.
Di dalam dangke terdapat banyak
kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi
tubuh, salah satu diantaranya adalah protein dan vitamin.
4.
Dangke dapat dibawa keluar dari kota
Enrekang dengan melalui pengawetan terlebih dahulu, yaitu dengan melakukan
perendaman menggunakan garam (air garam) agar dangke tidak cepat rusak dan
busuk.
5.
Produk dangke merupakan produk unggulan
lokal karena banyak pelaku industri makanan khas dangke yang mengembangkan
usahanya dengan alternatif strategi yaitu jalur tataniaga yang harmonis (tidak monopolistik), embuka akses pemasaran yang
lebih luas disertai dengan dukungan infrastruktur yang memadai.
5.2 saran
Dari
penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai pedoman terhadap
masyarakat yang mengelolah makanan khas
dangke agar tidak terjadi kesalahan, sebagai berikut;
1.
Pemilihan alat dan bahan yang akan
digunakan seharusnya memilih alat dan bahan yang berkualitas.
2.
Dalam pemasakan susu, jangan terlalu
sering mengaduk dan jangan terlambat dalam memasukkan getah papaya.
3.
Penambahan getah papaya haruslah
memperhatikan perbandingan yang tepat agar tidak mempengaruhi rasa dangke.
Penambahan getah papaya yang terlalu berlebihan akan menyebabkan rasa dangke
yang pahit.
4.
Pencetakan dangke dilakukan sedikit demi
sedikit agar airnya dapat tersaring dengan baik sehingga dangke akan menjadi
padat.
LAMPIRAN
Biaya penelitian
No
|
Bahan
|
Harga
|
1.
|
Susu 1,5 liter
|
Rp.
|
2.
|
Garam
|
Rp.
|
3.
|
Biaya lain-lain
|
Rp.
|
Jumlah
|
Rp.
|
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar